Budidaya Udang Windu, taukah anda Udang
merupakan salah satu jenis hewan air payau yang tergolong ikan
konsumsi. Kelebihan udang adalah seluruh badannya dilapisi kerangka di
bagian luar (eksosketelon). Kerangka tersebut berbentuk ruas-ruas
sebanyak 13 ruas. Lima ruas di bagian kepala dan selebihnya di bagian
badan hingga ekor. Udang yang beredar di pasaran rata-rata udang laut.
Hanya sebagian kecil yang berjenis udang air tawar.
Udang
ini termasuk dalam family Palaemonidaeoleh. Oleh karenanya para ahli
menyebut udang air tawar dengan sebutan udang palaemonid. Sedangkan
udang laut termasuk keluarga Penaeidae, sehingga dikenal dengan sebutan
udang penaeid.
Udang
memiliki kandungan protein bermutu tinggi dan rasa yang gurih. Tak
heran jika permintaan masyarakat dunia akan udang melonjak tinggi.
Klasifikasi udang secara umum meliputi:
- Klas : Crustacea (binatang berkulit keras)
- Sub-klas : Malacostraca (udang-udangan tingkat tinggi)
- Superordo : Eucarida
- Ordo : Decapoda (binatang berkaki sepuluh)
- Sub-ordo : Natantia (kaki digunakan untuk berenang)
- Famili : Palaemonidae, Penaeidae
Ada banyak jenis udang, salah satunya adalah udang windu. Seperti yang telah ditulis pada artikel kami sebelumnya yang berjudul analisis lengkap usaha udang windu,
harga 1 kg udang windu bisa mencapai harga 150 rb lebih dengan isi
rata-rata 10-15 ekor perkilonya. Fenomena ini nampaknya cukup menarik
banyak pelaku budidaya udang untuk melakukan budidaya udang windu.
Syarat lokasi habitat udang windu terbilang cukup unik, yaitu;
- Tambak udang windu idealnya berada di dekat pantai atau daerah sepanjang bibir pantai. Suhu rata-rata sekitar 26-28 derajad C. Artinya udang windu menyukai tempat dingin.
- Tambak udang windu yang ideal berada pada daerah bertanah liat atau tanah berpasir, sebab tanah tersebut dapat menahan peresapan air dan tekstur tanah sangat ideal untuk menjaga suhu air.
- Pada tambak udang windu tanah bagian dasarnya harus bertekstur lumpur liat dan batas jumlah pasir hanya 20% tidak boleh lebih, karena dapat menyebabkan bagian dasar tambak prorous (ngrokos).
- Tekstur tanah dasar tambak jangan sampai porous (ngrokos) karena air dengan mudah meresap dalam tanah yang membuat air jadi surut dan berakibat suhu air menjadi naik.
- Daerah yang paling mendukung untuk tambak udang windu adalah daerah yang memiliki pasang surut. Fluktuasi surutnya berada pada kisaran 2-3 meter
Sebagai
parameter fisik, tambak udang windu membutuhkan suhu/temperatur sebesar
26 hingga 30 derajat C. Salinitas atau kadar garam yang dibutuhkan
udang windu adalah 0 – 35 permil, dan optimalnya 10 – 30 permil.
Sedangkan kecerahan air dapat diukur menggunakan secchi disk dengan
kisaran 25-30 cm. Parameter kimia pada tambak udang adalah;
- pH = 7,5 – 8,5
- DO = 4 – 8 mg/liter
- Amonia (NH3) < 0,1 mg/liter
- H2S < 0,1 mg/liter
- Nitrat (NO3-) = 200 mg/liter
- Nitrit (NO3-) = 0,5 mg/liter
- Mercuri (Hg) = 0 – 0,002 mg/liter
- Tembaga (Cu) = 0 – 0,02 mg/liter
- Seng (Zn) = 0 – 0,02 mg/liter
- Krom Heksavalen (Cr) = 0 – 0,05 mg/liter
- Kadmiun (Cd) = 0 – 0,01 mg/liter
- Timbal (Pb) = 0 – 0,03 mg/liter
- Arsen (Ar) = 0 – 1 mg/liter
- Selenium (Se) = 0 – 0,05 mg/liter
- Sianida (CN) = 0 – 0,02 mg/liter
- Sulfida (S) = 0 – 0,002 mg/liter
- Flourida (F) = 0 – 1,5 mg/liter
- Klorin bebas (Cl2) = 0 – 0,003 mg/liter
Syarat konstruksi tambak untuk budidaya udang windu yaitu:
- Kontruksi tambak untuk budidaya udang windu harus mampu menahan hamparan ombak, banjir dan angin kencang. Memiliki jarak minimum dari pantai sejauh 50 meter dan jarak dari sungai mimimal 50 meter.
- Memiliki lingkungan dan perairan yang mendukung budidaya udang windu, agar pertumbuhannya dari awal tebar hingga panen normal.
- Tanggul pada tambak untuk budidaya udang windu haruslah kuat, padat dan tidak ada kebocoran serta mampu menahan erosi .
- Memiliki desain yang sesuai sehingga mudah untuk operasionalnya dan menghemat tenaga.
- Bentuk dari tambak untuk budidaya udah windu harus menyesuaikan daya dukung. Seperti lahan yang tersedia haruslah terjaga kebersihannya agar kesehatan hasil produksi tetap berkualitas.
- Saluran air masuk harus dipisahkan dengan saluran pembuangan. Misalnya jika saluran air masuk di sebelah kiri tambak maka saluran pembuangan di sebelah kanan tambak
Ada
beberapa sistem yang perlu diketahui dalam pembuatan tambak untuk
budidaya udang windu. Teknik pembangunan tambak memiliki beberapa sistem
dan semua sistem tergantung letak, biaya, dan juga operasinya. Sistem
tersebut yaitu:
Tambak Tradisional (ekstensif) Untuk Budidaya Udang Windu
Biasanya
tambak untuk budidaya udang windu dibangun di daerah pasang surut dan
berupa rawa bersemak, rawa bakau dan rerumputan. Bentuk serta ukuran
petakan tidak beraturan, dengan luas antara 3 hingga 10 ha perpetak.
Setiap petakan dibuat saluran yang mengelilingi petakan (caren) dan
dibuat di sepanjang petakan dengan jarak 5 hingga 10 meter. Pada bagian
tengah tambak juga dibuat saluran air yang terhubung dari sudut satu ke
sudut lainnya (diagonal). Saluran tersebut dibuat dengan kedalaman
antara 30 hingga 50 cm, berada lebih dalam daripada bagian yang berada
di sekitarnya (pelataran). Pada bagian pelataran memilki kapasitas
sedalam 30 hingga 40 cm.
Bagian
tengah petakan tambak dibuat petakan kecil yang dangkal. Petakan
tersebut untuk mengipur bibit udang windu yang masih baru. Diamkan
selama 1 bulan hingga anak udang windu mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Ada beberapa model atau tipe tambak ekstensif yang
biasa digunakan untuk budidaya udang windu. Misalnya: model corong dan
model taman yang saat ini banyak dikembangkan masyarakat Sidoarjo, Jawa
Timur. Model tambak seperti ini tidak menggunakan sistem pemupukan.
Tambak Semi Intensif Untuk Budidaya Udang Windu
Bentuk
dari tambak ini pada umumnya berbentuk persegi panjang dan biasanya di
buat dengan luas 1 hingga 3 ha setiap petakan tambak. Dalam setiap
petakan memiliki saluran air masuk dan saluran air keluar hal ini
diaksutkan supaya air selalu mengalir, kemudian dalam setiap petakan
dibuatlah kolam kecil dalam petakan yang berguna untuk tebar benih dan
persiapan untuk pemanenan. Buatlah curen diagonal selebar 5 hingga 10 m
dengan posisi menyerong dari arah pintu masuknya air kearah pintu
keluarnya air.
Pada
bagian dasar curen dibuat miring kearah saluran keluarnya air supaya
memudahkan dalam pengeringan air dan juga memudahkan dalam pengumpulan
udang windu pada saat pemanenan. Pembuatan curen dilakukan pada
kedalaman 30-50 cm dibawah pelataran. pada pelataran, kedalaman air
berkisar antara 40 hingga 50 cm, namun ada pula sebagian petani tambak
udang windu yang meletakkan atau memposisikan curen pada sekeliling
pelataran.
Tambak intensif Untuk Budidaya Udang Windu
Pada
tambak intensif luasan petakan dibuat dengan ukuran 0,2 – 0,5 ha /
petakan. Hal ini agar pengawasan dan pengelolaan air lebih mudah.
Dinding tambak bisa bervariasi tergantung selera. Dapat berupa petakan
atau kolam dengan bentuk dinding beton secara keseluruhan, dapat juga
terbuat dari tanah tanpa cor atau tanpa beton, dan juga dapat
menggunakan model dinding beton namun dasarnya tanah. Semua model sama
fungsinya. Hanya tergantung selera . Petakan biasanya dibuat menggunakan
bantuk bujur sangkar, dengan pintu pembuangan berada ditengah serta
pintu untuk pemanenan menggunakan model monik di bagian pematang saluran
pembuangan.
Bentuk
tambak menyerupai bentuk tambak semi intensif, model bujur sangkar.
Pembuatan tambak model ini kebanyakan menggunakan lantai tanah yang
dipadatkan hingga keras, kemudian diisi pasir/ kerikil untuk menjaga
suhu agar tetap dingin. Tanggul atau dinding tambak terbuat dari beton.
Pencampuran air laut dengan air tawar dilakukan pada bak pencampur,
sebelum akhirnya dipindahkan ke tambak. Saluran yang digunakan untuk
membuang air hujan dan kotoran dari luar tambak yang tertiup angin
sampai masuk kedalam tambak. Pemasangan saluran pembuangan dipantenkan
di sudut petakan tambak. Jangan lupa diberi airasi supaya meningkatkan
kadar oksigen ( 02) dalam air. Penggantian air sangat dimungkinkan
menggunakan pompa air.
Sarana yang dibutuhkan Dalam Budidaya Udang Windu Ialah :
Petakan Tambak Untuk Budidaya Udang Windu
Petakan
sebaiknya terangkai dalam bentuk per unit. Dalam satu unit tambak
sistem pengairannya tersalurkan dari satu saluran besar yang biasa
disebut laban (pintu air besar). Setiap unit tambak terdiri dari tiga
petakan yaitu; petakan pendederan, petakan buyaran/ glondongan dan
petakan pembesaran dengan menggunakan perbandingan luas1:9:90. Selain
itu petakan untuk membagi air ke masing-masing petakan. Setiap petakan
harus memiliki saluran air sendiri yang biasa dinamakan pintu petakan
atau pintu sekunder. Setiap petakan umumnya hanya terdiri caren dan
pelataran.
Pematang atau Tanggul Untuk Budidaya Udang Windu
Ada
dua jenis pematang untuk budidaya udang windu ini, yaitu pematang utama
serta pematang antara. Pematang utama mengelilingi unit dan melindungi
unit dari kotoran dan pengaruh dari luar. Ketinggiannya 0,5 meter di
atas permukaan air pada saat pasang tertinggi. Lebar bagian ataskurang
kurang lebih 2 m. Sisi bagian luar dibuat miring dengan perbandingan
kemiringan 1:1,5. Sisi bagian dalam kemiringannya 1 : 1.
Pematang
digunakan sebagai pembatas antar petakan dalam 1 unit. Ukuran pematang
untuk budidaya udang windu ini tergantung kondisi lingkungan. Misal:
tinggi 1 – 2 meter, lebar pada bagian atas 0,5 – 1,5. Sisi – sisinya
dibuat agak miring dengan perbandingan kemiringan 1:1. Biasanya pematang
dibuat dengan cara menggali saluran keliling. Jarak yang diperlukan
sekitar 1 meter antara pematang dengan saluran keliling. Jarak tersebut
dinamakan berm.
Saluran dan Pintu air Untuk Budidaya Udang Windu
Saluran
air harus cukup lebar dan memiliki kedalaman cukup. Sesuaikan keadaan
sekitaran dan lebar berkisar 3 hingga 10 meter. Dalamnya jika mungkin
buatlah sejajar dengan permukaan air ketika tambak surut hingga batas
terendah. Di sepanjang tepian tambak tanami pohon bakau yang berguna
sebagai pelindung.
Pintu
air berguna sebagai saluran masuk dan keluarnya air dalam tambak yang
masih termasuk dalam unit. Ada 2 macam pintu air yang bisa Anda gunakan
dalam melakukan budidaya udang windu ini, yaitu pintu air utama (laban)
dan pintu air sekunder (pintu air petakan/ tokoan). Pintu utama memiliki
lubang selebar 0,8 hingga 1,2 meter, panjang dan tingginya menyesuaikan
lebar dan tinggi pematang. Dasar pintu air lebih rendah dibandingkan
dengan dasar saluran keliling dan harus sejajar saluran air masuk.
Bahan
yang dibutuhkan dalam pembuatannya adalah pasangan semen atau kayu
(kayu jati, kayu besi, kayu siwalan,dll). Pada setiap pintu harus
dilengkapi 2 deretan papan sebagai penutup dan di antaranya diisi tanah
(lemahan). Pintu air biasa dilengkapi saringan pada bagian luar
menghadap ke saluran air. Pada bagian dalam menghadap ke petakan.
Saringan umumnya terbuat dari tirai bambu. Saringan bagian dalam
dilapisi ijuk atau plastik.
Pelindung Untuk Budidaya Udang Windu
Pelindung
berfungsi untuk melindungi pemeliharaan budidaya udang windu di dalam
tambak. Pelindung dapat menggunakan rumpon dari daun kering atau ranting
kayu. Pohon peneduh yang berada di sepanjang pematang dapat juga
menjadi pelindung. Pada tambak, pemasangan rumpon setidaknya berjarak
antara 6 hingga 15 meter. Rumpon berguna untuk mencegah lumut atau
kelekap tidak hanyut, sehingga menyebabkan penumpukan pada salah satu
sudut karena tiupan angin.
Pemasangan kincir Air Untuk Budidaya Udang Windu
Sara yang terahkir untuk budidaya udang Windu adalah pemasangan
kincir air. Pemasangan kincir air diperlukan untuk pengadukan air dan
menambah kadar oksigen di dalam air. Kincir umumnya dipasang setelah
udang windu berumur 1,5 hingga 2 bulan. Hal untuk menjaga supaya benih
udang windu sudah cukup kuat dengan pengadukan dan tekanan air akibat
perputaran kincir. Kincir biasanya dipasang 3 sampai 4 unit /ha. Dengan
daya kelarutan oksigen dalam air mencapai 70 hingga 90 %.
sumber gambar budidaya udang windu : wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.